Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 29 Januari 2015

Praktek Penangkapan Ikan Tuna Berkelanjutan di Indonesia Masih Rendah

2 komentar :

Praktek Penangkapan Ikan Tuna Berkelanjutan Masih Rendah

Indonesia salah satu penghasil tuna terbesar di dunia dan masih membutuhkan pembenahan dalam penangkapan ikan tuna yang berkelanjutan untuk mencapai sertifikasi Marine Stewardship Council (MSC).  


Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dan menjadi negara terbesar penghasil tuna di dunia. Sayangnya, Indonesia juga salah satu negara yang kurang pengaturannya dalam penangkapan ikan. Di Indonesia tidak diberlakukan sistim kuota untuk spesies tuna atau spesies yang lainnya. Pengeboman ikan tetap populer di kalangan nelayan tuna sebagai cara untuk meningkatkan hasil tangkapan. Cara lain yaitu penangkapan ikan dengan teknik tradisional dengan tongkat dan tali yang selektif, menghindari tangkapan yang tidak perlu ini menyediakan lebih banyak pekerjaan.  Teknik ini bukanlah hal yang baru. Teknik tradisional ini telah digantikan oleh operasi pengakapan ikan dalam skala besar. Indonesia memproduksi lebih dari 100,000 ton ikan tuna per tahun kedua terbesar setelah Jepang. 

Maladewa adalah satu-satunya negara di Samudera Hindia telah mendapatkan sertifikasi Marine Stewardship Council (MSC). Indonesia bekerja keras untuk mencapai tolok ukur yang diperlukan melalui program perbaikan yang didukung oleh World Wildlife Fund (WWF) dan International Pole and Line Foundation (IPNLF). Ini artinya membuat perbaikan di seluruh rantai pasokan, dari sumber penangkapan ikan hingga operasi pengalengan. IPNLF memperkirakan hanya 10 sampai 20% yang tertangkap dengan tongkat dan tali di Indonesia diberikan sertifikasi tersebut. Banyak produk tuna mentah diekspor untuk pengolahan di negara-negara tetangga.

Menurut
Andrew Harvey, seorang penasihat perikanan yang berkelanjutan untuk USAID, saat ini IPNLF menghimpun para ahli dari seluruh dunia untuk bekerja dengan pemerintah dan industri penangkapan ikan tongkat dan tali untuk mengadakan program pelatihan. Tujuannya adalah untuk mengamankan sertifikasi MSC untuk bisnis penangkapan ikan dengan tongkat dan tali Indonesia dalam 18 sampai 24 bulan ke depan.


Sumber: Guardian

2 komentar :